Thursday, April 5, 2007

MEMUNCULKAN POTENSI

MEMUNCULKAN POTENSI



Birahi, kemarahan dan ketamakan, ketiganya adalah gerbang neraka yang menghancurkan jiwa

(Bhagavad Gita)



Menurut kamus, istilah potensi itu artinya tenaga, daya, kemampuan atau juga kekuatan.
Kalau di dalam diri manusia itu sudah ada potensi yang bermacam-macam dan kita tinggal memunculkannya, artinya kita sudah mempunyai tenaga, daya, kemampuan dan kekuatan di dalam diri kita. Sudah komplit! Nah kalau demikian mengapa masih saja ada orang yang merasa tidak mampu, tidak bisa dan bahkan merasa putus asa dengan dirinya sendiri. Mereka sudah melakukan usaha tetapi tetap saja gagal dan jauh dari keberhasilan. Apa sebabnya? Toh mereka juga mempunyai potensi itu.
Siapa yang mempunyai potensi itu? Setiap manusiakah? Ya, setiap dari kita mempunyai potensi masing-masing. Kita mempunyai tenaga, daya kemampuan dan kekuatan dalam diri kita. Hanya saja masalahanya adalah tidak setiap orang mengetahui bagaimana caranya mengeluarkan potensi itu.
Kita akan membicarakan rahasia termudah untuk mengeluarkan potensi lewat pemrograman pikiran di bab lima langkah emas, pada bagian mind process. Sekarang kita berbicara masalah umum tentang potensi.

Potensi dalam bahasa sanskerta adalah kundalini. Kundalini artinya adalah kekuatan tersembunyi manusia. Namun sayang istilah kundalini yang kita dengar di Indonesia banyak disalah artikan menjadi kekuatan ghaib dan mistik. Tidak demikian adanya. Para orang jenius yang bermukim di kaki Himalaya yang dikenal sebagai yogi dan pertapa ternyata dalam abad yang silam, dimana ilmu pengetahuan belum berkembang seperti sekarang, mereka telah dapat merumuskan bahwa di dalam diri manusia terdapat potensi tersembunyi. Dan itu dapat dimunculkan sehingga manusia dapat menghadapi tantangan hidup dan meraih sukses.
Para orang jenius itu kemudian menciptakan beberapa cara untuk membangkitkan potensi manusia tersebut. Sekarang kita mengenal cara-cara itu sebagai Yoga, latihan pernafasan, mantra, Reiki, dan seperangkat pendukungnya seperti Ayurveda. Namun pada dasarnya setiap cara yang diciptakan adalah untuk mengolah pikiran dan untuk memberikan program kepada pikiran.
Perasaan gagal dan tidak berhasil yang dialami beberapa orang adalah karena mereka tidak memaksimalkan potensi mereka. Boleh saja kita memakai kemampuan intelektual kita untuk menganalisis dan kemudian melakukan tindakan atau rencana dari hasil analisis tadi untuk membuat sebuah usaha, namun apabila potensi kita tidak kita kerahkan, kita tidak cukup mempunyai kekuatan cadangan untuk menyelesaikannya.

Seorang anak sedang berjalan kaki bersama ayahnya melintasi sebuah hutan kecil pada sore hari. Di tengah jalan mereka berhenti karena ada batang pohon yang sedikit agak besar melintang di jalan.
“Perjalanan kita dihalangi pohon nak,” kata sang ayah.
“Biar saya singkirkan ayah,” kata si anak.
Kemudian anak itu maju dan menyingsingkan bajunya guna bersiap mengangkat pohon yang melintang tersebut. Tetapi karena pohon itu lebih besar dari si anak, dengan sekuat tenaga anak itu tidak dapat memindahkan pohon tersebut. Ia kelihatan berkeringat dan lelah.
“Aku sudah berusaha ayah, namun aku gagal. Aku telah melakukan dengan sekuat tenagaku,” kata si anak.
“Mengapa kamu melakukan itu sendiri nak? Kamu mempunyai tenaga bantuan yang dari tadi berdiri disampingmu, yaitu ayahmu. Kamu tinggal menengok ke arah ayah dan ayah akan membantumu. Kekuatan ayah akan menjadi kekuatanmu. Dengan begitu kamu akan bisa memindahkan pohon itu. Kamu belum gagal anakku, gunakan kekuatan bantuan itu.”
Dengan bantuan ayahnya akhirnya anak itu berhasil memindahkan pohon yang melintang di jalan tersebut.

Kebanyakan dari kita seperti anak tadi. Kita berusaha dan melakukan sesuatu dengan kemampuan luar kita. Kita lupa bahwa kekuatan tersembunyi di dalam diri yang selalu menyertai kita siap untuk membantu usaha kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah berpaling kepada diri sendiri dan berkata, bantulah saya!
Kadang kita tidak percaya atau kurang percaya bahwa kita mempunyai potensi yang luar biasa. Itulah gunanya ada seorang motivator, ada seorang yang memberitahu anda bahwa anda dapat melakukan dengan kekuatan anda sendiri. Seorang guru atau fasilitator berguna sebagai motivator luar. Ia ada untuk membawakan cermin bagi kita. Kita disuruh untuk berkaca dan melihat bahwa kita mempunyai kemampuan yang lebih. Setelah kita sadar bahwa kita memang mempunyai kemampuan dan potensi yang luar biasa, mereka para motivator itu tidak kita perlukan lagi karena kita telah menemukan sang motivator di dalam diri kita sendiri.
Namun para fasilitator yang berperan sebagai motivator awal sebelum kita menemukan sendiri di dalam diri, apakah mereka kecewa setelah kita meninggalkan mereka? Tidak, sama sekali tidak karena memang itulah peran mereka. Mereka memang ada untuk mengingatkan kita bahwa kita mempunyai sesuatu di dalam diri kita sendiri.
Itulah masalah manusia yang utama, yaitu tidak yakin bahwa dirinya sendiri mempunyai kemampuan yang tersembunyi. Apabila kita selama hidup meyakini bahwa kita memang tidak mampu, ya kita akan menjadi orang yang tidak mampu. Tetapi begitu keyakinan kita timbul bahwa kita mampu melakukan sesuatu, saat itu juga kita akan mampu melakukan sesuatu. Menimbulkan keyakinan tentang potensi kita itulah yang kadang kita memerlukan orang lain pada awalnya sebagai tempat untuk meng-konfirmasikan diri.

No comments: