Thursday, April 5, 2007

KREATIFITAS

KREATIFITAS
Memunculkan kreatifitas diri



Apabila pada mulanya anda tidak berhasil,
Maka coba, coba dan coba lagi.

(Hickson, W.E)




Sering kali kita mendengar kata-kata seperti ini ; “Jadilah kreatif!” “Kreatif dong supaya dapat maju!” “Perusahaan ini memerlukan orang-orang yang kreatif.” “Di jaman global ini kalau tidak kreatif pasti akan tenggelam!”
Apa sih kreatif itu?
Kalau menurut kamus bahasa, kreatif itu artinya penuh daya cipta. Seseorang yang penuh daya cipta, itulah orang yang kreatif. Sebagian besar dari kita, dan juga saya pada masa-masa sekolah menengah, kalau dihadapkan pada kata kreatif, yang akan saya pikirkan adalah para seniman, orang yang menulis banyak buku, para orang yang dapat menciptakan karya yang antik, para pemikir dan orang-orang yang pernah menghasilkan sesuatu yang hebat. Demikian pemikiran saya tentang orang yang kreatif.
Sampai sekarangpun saya masih mendengar apabila dalam sekelompok orang, dan salah satu diantaranya mempunyai karya yang orang lain tidak membuatnya, ia akan dibilang kreatif oleh teman-temannya.
Apakah anda tidak termasuk orang kreatif?

Menjadi kreatif adalah langkah emas kedua setelah memahami dan menyadari proses pikiran. Kalau proses pikiran itu adalah pondasi dari bangunan yang akan kita dirikan dan dalam proses pikiran itu kita melakukan langkah emas dengan memanfaatkan kekuatan dalam diri kita, Maka menjadi kreatif adalah seperti mendirikan tembok dan menata batu-bata yang nantinya akan menjadi rumah.
Kreatifitas sendiri menurut saya adalah sebuah energi yang ada dalam diri manusia. Seperti pada meditasi yang saya selami selama ini dimana kita diajak untuk menyadari seluruh energi yang ada pada manusia, maka pada tubuh manusia itu terdapat titik-titik energi dan salah satunya adalah energi kreatifitas.
Apakah manusia itu ada yang kreatif dan ada yang tidak? Bukan seperti itu!
Semua manusia pada dasarnya adalah manusia yang kreatif. Kita semua mempunyai energi kreatifitas itu tanpa kecuali. Hanya saja, seperti analogi penataan parabot rumah yang sudah acak-acakan yang telah saya tulis di muka, maka dengan tidak tertatanya program pada pikiran kita itu akan menyebabkan potensi-potensi kita tidak akan muncul ke permukaan. Demikian juga dengan kreatifitas.
Kreatifitas dapat menyebabkan sebuah perubahan. Dengan menjadi kreatif, seseorang mampu melakukan inovasi. Kreatifitas inilah yang mengalahkan rasa takut. Rasa takut akan ketidakmampuan diri, rasa takut dengan ketidakpercayaan diri dan rasa takut untuk tidak dihargai. Energi kreatif dalam diri seseorang akan membuat seseorang menjadi tahu akan diri dan kemampuannya. Dengan tahu akan kemampuan dan apa yang bisa dilakukannya, maka seseorang tentu saja akan dapat mengubah hambatan dan rintangan yang ada di depannya menjadi sebuah peluang emas untuk maju. Ia akan melakukan inovasi, yaitu perubahan untuk dirinya menuju kesuksesan.
Kreatifitas adalah juga keunikan anda. Lakukan sesuatu yang orang lain belum melakukannya, maka anda akan menjadi melesat maju ke depan. Lain halnya apabila anda hanya menjadi peniru dan pencontek ide, anda tidak akan pernah menjadi besar.
Kita bisa melihat perusahaan Sony yang dipimpin oleh Akio Morita. Dia memberikan falsafah untuk Sony adalah menemukan pasar-pasar baru dengan sebutan ‘semangat perintis’. “Sony adalah perintis dan tidak pernah bertujuan untuk mengikuti yang lain”. Sony akan menjadi penemu hal yang belum diketahui. Dengan kreatifitas, Sony menciptakan handycam, home video recorder pertama dan juga floppy disk. Ide brilian Akio Morita yang terkenal adalah Walkman.

Masalahnya sekarang adalah, bagaimana memunculkan kreatifitas tersebut?
Apakah kreatifitas itu sebuah bakat? Ataukah usaha kita untuk memunculkannya?
Kreatifitas jelas bukanlah bakat. Apa yang dikatakan ‘bakat’ adalah ketika seseorang dengan tepat mengeksplorasi kemampuannya. Coba saja apabila seseorang yang tidak punya potensi dalam bidang melukis dan disuruh melukis, jelas tidak akan bisa menghasilkan hasil yang bagus. Lalu itu dikatakan tidak ‘bakat’. Kemudian orang itu mencoba berdagang dan ternyata sukses, ia akan mengatakan bahwa bakatnya adalah dagang, bukan melukis.
Kita harus melihat bahwa hal seperti itu, apa yang dikatakan bakat adalah ketika seseorang dengan tepat mengeksplorasi kemampuannya. Bakat seseorang, atau kemampuannya adalah unik, ia berbeda dari yang satu terhadap yang lainnya. Semua orang mempunyai bakat. Masalahnya adalah, bagaimana ia memunculkan bakat itu secara tepat dan berdaya guna. Di sinilah gunanya energi kreatifitas dalam diri seseorang. Energi itu kita perlukan untuk mendorong apa yang kita kenal dengan nama ‘bakat’.
Kreatifitas adalah energi pendorong atau pemicu untuk menggerakkan anda melakukan eksplorasi dengan kemampuan anda. Energi kreatif itu sudah ada dalam diri manusia. Tanda dari energi kreatif itu adalah rangsangan seks. Energi kreatif itu secara alami akan mengeksplorasi dirinya melalui keinginan seks. Kalau energi kreatif itu keluar melalui seks, ia akan menjadi cairan yang keluar melalui alat kelamin. Sedangkan apabila energi itu kita manfaatkan untuk mendorong kemampuan kita keluar, ia akan menjadi ide-ide kreatif dan hal-hal ajaib yang pernah kita lakukan.
Jadi apabila anda tidak takut akan tantangan kehidupan, tidak cemas karena kesulitan hidup, anda penuh percaya diri dengan kemampuan anda dan anda memandang bahwa kesulitan dapat anda rubah menjadi kekuatan, berarti anda termasuk orang yang kreatif. Anda termasuk orang yang energi kreatifnya sudah muncul.

No comments: